Rabu, 13 November 2013

SOFTSKILL PT INKA INDONESIA

                                                                PT INKA INDONESIA

                                                   

  Sejarah

 Gagasan untuk mendirikan INKA di Indonesia merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam rangka menanggulangi dan memenuhi kebutuhan jasa angkutan kereta api di Indonesia yang terus menaik. Perusahaan Jasa Kereta Api (PJKA) sejak tahun 1977 telah merintis dan mengadakan penjajagan secara intensif akan kemungkinan – kemungkinan untuk memproduksi sendiri gerbong dan kereta penumpang di Balai Yasa PJKA Madiun, yang kemudian direalisasikan dengan pembuatan ablepe-prototipe beberapa jenis gerbong dan kereta penumpang dan pembuatan 20 buah gerbong GW.Secara kronologis proses pedirian PT (Persero) INKA dapat diuraikan sebagai berikut: Pada tanggal 28 Nopember 1979, Menteri Perhubungan dan Menteri Ristek mengadakan peninjauan ke Balai Yasa PJKA Madiun. Hasil peninjuan ini diputuskan untuk mengakselerasi pendirian Industri Kereta Api. Pada tanggal 11 Desember 1979, diadakan rapat antara wakil-wakil dari Departemen Perhubungan, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dan departemen Perindustrian. Hasil rapat menetapkan dasar kebijaksanaan pendirian suatu PT (Persero) Manufacturing Perkeretaapian. Dengan SK Menteri Perhubungan No. 32/OT.001/Phb/80 tanggal 27 Pebruari 1980 dibentuk Panitia Persiapan Pembentukan Persero Pabrik Kereta Api Madiun. Anggota Panitia terdiri dari wakil-wakil: • Departemen Perhubungan • BPPT • Departemen Perindustrian • Departemen Keuangan • Sekretaris Kabinet • Menteri Aparatur Negara Kondisi Kondisi awal pada pendirian PT INKA adalah penggunaan pengalihan segala fasilitas dan able yang ada di Balai Yasa PJKA Madiun yang didirikan pada tahun 1884 (bertugas dalam pemeliharaan lokomotif uap) dan gudang PJKA Madiun sebagai fasilitas dasar untuk kegiatan PT INKA. INKA, sebagai salah satu badan usaha milik negara terus mengalami perkembangan, diawali pada tahun 1981 dengan produk berupa lokomotif bertenaga uap kini menjadi industri manufaktur perkeretaapian yang modern. Dengan visi menjadi perusahaan berkelas dunia, aktifitas bisnis yang ada kini berkembang mulai dari penghasil produk dasar menjadi penghasil produk dan jasa perkeretaapian dan transportasi yang bernilai tinggi. Misi perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif dalam bisnis dan teknologi sarana perkeretaapian dan transportasi, untuk menguasai pasar domestik dan memenangkan persaingan bisnis di pasar regional, ASEAN, dan negara berkembang. Transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan mampu memberikan keberhasilan dan mendapatkan solusi terbaik untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan global, INKA mengembangkan berbagai jenis produk di bawah kendali sistem manajemen mutu ISO 9001 dan kemitraan global. Melalui perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global, INKA memasuki dunia bisnis ini dengan mengedepankan nilai-nilai :integritas, profesional dan kualitas. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis ke depan, INKA tidak hanya bergelut dalam produk-produk Organisasi Struktur organisasi PT. INKA (Persero) disusun sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang diemban dengan sasaran jangka panjang untuk dapat diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang unggul di Indonesia. Untuk itu struktur organisasi yang efektif dan efisien diterapkan dengan tujuan agar seluruh bagian yang ada di dalam perusahaan mampu bekerja secara maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

Struktur organisasi PT. INKA (Persero) dapat dilihat seperti gambar berikut ini : perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih luas yang mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan sarana transportasi.



 FALSAFAH PERUSAHAAN

 Profesional yang Bekerja Berlandaskan Iman dan Takwa, Menghargai Orang Lain dan Bersahabat, Menjunjung Tinggi Kejujuran, Memiliki Daya Saing Berkelanjutan, serta Menghasilkan Nilai Tambah Pada Lingkungan


 VISI
Menjadi Perusahaan kelas dunia yang unggul di bidang transportasi kereta api dan perkotaan di Indonesia.

MISI
 Menciptakan solusi terpadu untuk transportasi kereta api dan perkotaan dengan keunggulan kompetitif bisnis dan teknologi produk yang tepat guna mendorong pembangunan transportasi yang berkelanjutan. Nilai-Nilai

 MOTO 
PT INKA I’M PRO Integritas Satunya kata,pikiran dan perbuatan dengan tetap berlandaskan pada kepentingan perusahaan Mutu Mampu memberikan kinerja lebih dari standar Profesional Mampu memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas dibidang tertentu dengan keahliannya yang sesuai dengan tuntutan bidang tersebut Nilai – Nilai Perusahaan:
  1. TUMBUH DAN BERKEMBANG Mampu memberikan nilai tambah perusahaan secara berkelanjutan         dan selalu berusaha menjadi lebih baik dibandingkan kondisi hari ini
  2. MUTU Mampu memberikan kinerja lebih dari standard
  3. BELAJAR BERKELANJUTAN Mampu meningkatkan wawasan, ilmu dan keterampilan dirinya secara berkelanjutan berdasarkan tuntutan yang sedang terjadi
 4. INTEGRITAS Satunya kata, pikiran, perasaan dan perbuatan dengan tetapberlandaskan pada kepentingan perusahaan
 5. PROFESIONAL Mampu memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas di bidang tertentu dengan keahlian yang sesuai dengan tuntutan bidang tersebut
 6 KEMITRAAN Kemampuan dalam membangun hubungan tertentu dengan beberapa pihak sehingga dirasakan manfaatnya

 KEGIATAN PT INKA INDONESIA
Peresmian Kereta Ekonomi AC Krakatau Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi KA yang aman dan nyaman Kementerian Perhubungan kembali akan meresmikan pengoperasian kereta Ekonomi AC. , Kereta Api Ekonomi AC produksi PT. INKA yang disebut dengan nama Kereta Api Krakatau ini nantinya akan melayani jalur Madiun – Purwokerto – Pasar senen hingga stasiun Merak. Peresmian pengoperasian Kereta Krakatau ini dilakukan serentak di stasiun Madiun dan stasiun Merak. Peresmian di stasiun Madiun oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Bapak Tundjung Inderawan sedangkan peresmian di Madiun oleh Menteri Perhubungan Bapak E E Mangindaan. Dalam sambutannya Dirjen Perkeretaapian Tunjung Inderawan mengatakan “Pengadaan Kereta Api Krakatau adalah salah satu bukti pemerintah untuk menjawab kebutuhan masyarakat khususnya transportasi melalui jasa kereta api. Kereta Api merupakan moda transportasi massa yang memiliki keunggulan dan efisien.” Sementara itu Menteri Perhubungan mengatakan bahwa kementerian perhubungan berkomitmen untuk menyediakan angkutan massal yang memadai untuk masyarakat luas PT INKA sendiri sejak tahun 2010 telah meluncurkan kereta Ekonomi AC. Hal ini sejalan dengan program dari Kementerian Perhubungan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kereta api. Kereta Ekonomi AC yang baru memiliki konfigurasi tempat duduk 2 – 2 yang lebih longgar sehingga meningkatkan kenyamanan penumpang. Selain itu kereta ini juga dilengkapi dengan sistem toilet yang lebih ramah lingkungan serta dirancang untuk lebih memudahkan penyandang cacat. Untuk memudahkan penumpang, Kereta Api ini juga dilengkapi dengan papan informasi yang menunjukkan posisi kereta. Kereta Krakatau ini akan diintegrasikan dengan angkutan antar moda penyeberangan Merak – Bakauheni. Hal ini tentunya akan semakin memudahkan penumpang dari jaarta maupun kota – kota lain yang hendak menggunakan penyeberangan Merak – Bakauheni, maupun bagi penumpang kapal yang akan melanjutkan perjalanan ke kota – kota lain.

PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJASAMA PT INKA DENGAN KEJAKSAAAN TINGGI JAWA TIMUR Pada hari Selasa, 2 April 2013 bertempat di PT Dok Perkapalan Surabaya dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara PT INKA dan 4 (empat) BUMN lainnya yaitu PT Dok Perkapalan Surabaya, PT BBI, PT Barata, PT Iglas dengan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Hadir pada acara tersebut Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Bapak Arminsyah,SH,M.Si, Bapak Direksi dan Staf dari kelima BUMN, serta beberapa pejabat dari Kejati. Tujuan kerjasama ini untuk menyelesaikan masalah hukum Perdata dan Tata Usaha Negara di dalam maupun di luar Pengadilan yang melibatkan PT INKA dan keempat BUMN baik sebagai Penggugat atau Tergugat., Ruang lingkup kerjasama meliputi Bantuan Hukum, Pertimbangan Hukum dan Tindakan Hukum lainnya. Dalam sambutannya Kepala Kejaksaan Tinggi menyampaikan bahwa perjanjian kerjasama dalam tataran payung hukum belum dalam tataran kerja, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan penyelesaian masalah yang ada di BUMN. Dalam hal ini jaksa sebagai pengacara negara yang berfungsi sebagai pelayanan berupa bantuan hukum, pendapat hukum, dan pertimbangan hukum

 OCB (ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR)

Bateman, T. S., & Organ, D. W. (1983). Job satisfaction and the good soldier: The relationship between affect and employee "citizenship." Academy of Management Journal, 26(4), 587-595. Borman, W. C., & Motowidlo, S. J. (1993). Expanding the criterion domain to include elements of contextual performance. In N. Schmitt, W. C. Borman, & Associates (Eds.), Personnel selection in organizations (pp. 71–98). San-Francisco: Jossey-Bass. Brief, A. P., & Motowidlo, S. J. (1986). Prosocial organizational behaviors. Academy of Management Review, 11, 710-725. Dalal, R. S. (2005). A meta-analysis of the relationship between organizational citizenship behavior and counterproductive work behavior. Journal of Applied Psychology, 90(6), 1241-1255. Kidder, D., & Parks, J. (2001). The good soldier: Who is s(he)? Journal of Organizational Behavior, 22(8), 939-959. Law, S. K., Wong, C., & Chen, X. Z. (2005). The construct of organizational citizenship behavior: Should we analyze after we have conceptualized? In D. L. Turnipseed (Ed.), Handbook of organizational citizenship behavior (pp. 47–65). New York: Nova Science Publishers. LePine, J. A., Erez, A., & Johnson, D. E. (2002). The nature and dimensionality of organizational citizenship behavior: A critical review and meta-analysis. Journal of Applied Psychology, 87(1), 52-65. Nielsen, T. M., Hrivnak, G. A., & Shaw, M. (2009). Organizational citizenship behavior and performance: A meta-analysis of group-level research. Small Group Research, 40(5), 555-577. Organ, D. W. (1988). Organizational Citizenship behavior: The good soldier syndrome. Lexington, MA: Lexington Books. Organ, D. W. (1997). Organizational citizenship behavior: It’s construct cleanup time. Human Performance, 10(2), 85-97. Organ, D. W., Podsakoff, P. M., & MacKenzie S. P. (2006). Organizational citizenship behavior: Its nature, antecedents, and consequences. London: Sage Publications. Organ, D. W., & Ryan, K. (1995). A meta-analytic review of attitudinal and dispositional predictors of organizational citizenship behavior. Personnel Psychology, 48(4), 775-802. Podsakoff, N. P., Blume, B. D., Whiting, S. W., & Podsakoff, P. M. (2009). Individual- and organizational-level consequences of organizational citizenship behaviors: A meta-analysis. Journal of Applied Psychology, 94(1), 122-141. Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Moorman, R. H., & Fetter, R. (1990). Transformational leader behaviors and their effects on followers' trust in leader, satisfaction, and organizational citizenship behaviors. The Leadership Quarterly, 1(2), 107-142. Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Paine, J. B., & Bachrach, D. G. (2000). Organizational citizenship behaviors: A critical review of the theoretical and empirical literature and suggestions for future research. Journal of Management, 26(3), 513-563. Podsakoff, N. P., Whiting, S. W., Podsakoff, P. M., & Mishra, P. (2010). Effects of organizational citizenship behaviors on selection decisions in employment interviews. Journal of Applied Psychology. Advance online publication. Rotundo, M., & Sackett, P. R. (2002). The relative importance of task, citizenship, and counterproductive performance to global ratings of job performance: A policy-capturing approach. Journal of Applied Psychology, 87(1), 66-80. Smith, A., Organ D. W., & Near J. (1983). Organizational citizenship behavior: Its nature and antecedents. Journal of Applied Psychology, 68(4), 653-663. S pence, J., & Helmreich, R. (1980). Masculine instrumentality and feminine expressiveness: Their relationships with sex role attitudes and behaviors. Psychology of Women Quarterly, 5(2), 147-163. Todd, S. Y., & Kent, A. (2006). Direct and indirect effects of task characteristics on organizational citizenship behavior. North American Journal of Psychology, 8(2), 253-268. Williams, L. J., & Anderson, S. E. (1991). Job satisfaction and organizational commitment as predictors of organizational citizenship and in-role behaviors. Journal of Management, 17, 601-61

sumber: www.inka.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar